KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan masalah untuk
memenuhi tugas kelompok. Selawat serta salam kami arahkan kepada bagianda Rasul
yakni nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke
zaman serba modern.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala
bantuan yang telah diberikan, baik itu moral atau material, dan kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan dan kami
berprinsip “tiada gading yang tak retak” sehingga kritik dan saran dari para
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Padang, September 2012
Penulis
PENDAHULUAN
Persepsi adalah pendapat, ppikiran, atau pemahaman, dan arti yang
telah lengkap adalah cara pandang terhadap sesuatu melalui panca indra
Persepsi sosial adalah suatu proses seseorang untuk mengetahui,
menginterprestasikan dan mengevaluasi orang lain yang dpersepsi tentang
sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain ada dalam diri orang yang
dipersepsi sehingga terbentuk gambaran yang di persepsi.
Elemen-elemen persepsi sosial adalah :
1.
Pribadi
2.
Situasional
3.
Behavior
Untuk lebih jelasnya dapat anda baca di halaman berikutnya yang
kami jelaskan mengenai “persepsi sosial”
Latar belakang kami membuat makalah ini adalah kami ingin
menjelaskan apa itu persepsi sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi serta
elemen-elemen persepsi sosial sekaligus menyangkut tugas kelompok mata kuliah
psikologi Islam.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Persepsi dan Persepsi
Sosial
Dimulai dengan
persepsi ada yang mengatakan persepsi adalah pendapat, pikiran, pemahaman dan
penafsiran, sedangkan arti sesungguhnya adalah perception yaitu cara pandang
terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil olahan daya pikir, artinya
persepsi berkaitan dengan faktor-faktir eksternal yang direspon melalui pencara
indra, daya ingat dan daya jiwa (berdasarkan buku Rosleni Marliany, M.Si)
Persepsi
merupakan suatu respon yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan merupakan
proses stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra. Stimulus
diteriskan oleh syaraf e otak sebagai pusat susunan syaraf sehingga selanjutnya
dilakukan proses persepsi (Bimo Walgito)
Dan dapat disimpulkan
persepsi adalah pendapat individu mengenai sesuatu yang menggunakan panca indra
dan melibatkan sel syaraf dan stimulus sebelum menafsirkan pesan / informasi.
Persepsi sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui,
menginterprestasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi tentang
sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalama diri orang
yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi.
Proses ini juga
bisa mempengaruhi hasil jika ternyata nilai-nilai yang ada sebelumnya
(skema-skema yang ada sebelumnya) ternyata berbeda dengan keadaan realitas yang
mereka temukan atau alami.
Hal-hal yang terlibat dalam mempersepsi manusia :
1.
Keadaan stimulus, dalam hal berwujud manusia yang akan dipersepsi
2.
Situasi atau keadaan sosial yang melatar belakangi stimulus
3.
Keadaan orang yang mempersepsi
Persepsi sosial terjadi ketika kita
menangkap stimulus sosial, baik melalui pengindraan maupun komunikasi
nonverbal (ekspresi wajah, kontak mata,
postur tubuh, gerakan atau sentuhan).
Ciri-ciri umum persepsi adalah:
o
Modalitas, rangsangan yang diterima harus sesuai dengan apa yang
ditangkap oleh indra.
o
Demensi ruang, dunia persepsi mempunyai sifat ruang, kita dapat
mengatakan atas-bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, latar depan-latar
belakang,dll
o
Demensi waktu, dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti
cepat-lambat, tua-muda, dll.
o
Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau
gejala-gejala dalam dunia pengamatan memppunyai struktur yang menyatu dengan
konteksnya.
2.
Faktor yang terlibat dalam Persepsi
Informasi yang diterima individu melalui alat indera
dipersepsikan di otak dengan mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus
yang diterimanya, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang
bersangkutan. Kunci utama dari persepsi adalah stimulus yang diterima di sistem
reseptor.
Menurut Walgito (2003:55) agar stimulus dapat
dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat, stimulus harus melampaui ambang
batas stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat
menimbulkan kesadaran, sudah dapat dipersepsi oleh individu.
Menurut Rakhmat (1994): Krech dan Crutchfield (1975)
(dalam Sobur:460) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikategorikan
menjadi:
1. Faktor fungsional
Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan,
kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seseorang
individu.
2. Faktor-faktor struktural
Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor
tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang
ditimbulkan dari sistem syaraf individu.
3. Faktor-faktor situasional
Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal.
Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik
adalah beberapa dari faktor situasional yang mempengaruhi persepsi.
4. Faktor personal
Faktor personal ini terdiri atas pengalaman, motivasi
dan kepribadian.
Sholeh (2009:128) menjelaskan persepsi lebih bersifat
psikologis daripada merupakan proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor
yang mempengaruhi:
1. Perhatian
yang selektif, individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang
tertentu saja.
2. Ciri-ciri
rangsang, rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan
lebih menarik perhatian.
3. Nilai dan kebutuhan individu
4. Pengalaman
dahulu, pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang
mempersepsi dunianya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat berupa
suasana hati (mood), sistem dan pertukaran zat dalam tubuh, pengalaman,
nilai-nilai yang dianut oleh individu yang bersangkutan, serta bentuk-bentuk
stimulus yang mempengaruhi proses selektif terhadap stimulus.
Orang cendrung
menyimpulkan dengan cepat seperti apakah orang lain itu dan mereka mendasarkan
penilaiannya itu pada informasi yang sangat sedikit, seperti penampilan /
gender. Mereka menarik kesimpulan tentang sifat seseorang berdasarkan
penglihatan mereka atas perilaku orang lain dalam situasi yang terbatas.
Cara
menyimpulkan sifat orang lain yang dipengaruhi ciri-ciri fisik, kemononjolan,
kategori sosial dari orang lain dan motif serta tujuan kita dalam membentuk
kesan.
Penilaian kita
terhadap orang lain tidak selalu akurat. Secara khusus kita sulit menilai emosi
orang lan hanya dari ekspresi wajahnya saja. Kita bisa dengan mudah menilai
apakah emosi seseorang itu negatif atau pisitif, kita menggunakan petunjuk
nonverbal, verbal dan visual oleh menyimpulkan sifat atau kualitas dari orang
lain. Komunikasi non verbal mencakup petunjuk dari saluran yang dapat dilihat
(seperti ekspresi wajah. Isyarat dan postur) dan saluran yang dapat dilihat
(seperti ekspresi wajah, siayrat dan postur) dan saluran para linguistik
(petunjuk yang ada dalam ucapakan selain isi ucapan seperti nada suara, tinggi
rendah suara jeda dalam berkata-kata) petunjuk non verbal bukan hanya membantu
kita membentuk kesan tentang orang lain tetapi juga membantu kita untuk
mendeteksi penipuan dalam situasi tertentu/
Komunikasi
verbal mungkin merupakan sumber informasi paling penting tentang orang lain,
akan tetapi, informasi dari sumber yang tampak dan peralinguistik juga berperan
penting, terutama ketika isi informasi itu membantu kita oleh menginterprestasikan
makna. Kebohongan akan tersingkap melalui beberapa saluran non verbal seperti
gerakan gugup/suara yang terbata-bata/cepat, pengamat dapat mendeteksi
kebohongan namun mereka perlu 3 saluran komunikasi itu untuk mendeteksi dengan
efektif.
Hakikat persepsi sosial merupakan kemampuan kognitif, Dalam melakukan persepsi sosial
digunakan kemampuan kognitif sebelum sehingga tercermin apa yang digambarkan.
Persespi sosial
terdiri atas 3 elemen yang merupakan petunjuk-petunjuk langsung ketika seseorang
menilai orang lain. Tiga elemen itu adalah :
1.
Pribadi (person) adalah orang yang menilai orang lain
2.
Situasional adalah urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan
pengalaman orang untuk menilai sesuatu
3.
Behavior adalah suatu yang diakukan oleh orang lain. Ada 2
pandangan mengenai proses persepsi yaitu :
a.
Persepsi sosial berlangsungh cepat dan otomatis tanpa banyak
pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat
berdasarkan penampilan fisik
b.
Persepsi sosial adalah sebuah proses yang kompleks orang mengamati
perilaku orang lain dengan teliti hingga diperoleh analisis secara lengkap
terhadap person, situasional dan behavior.
Parfumnya wangi sekali pasti harganya
mahal
|
Suara merdu sekali pasti orgny cantik
|
Gambar 2. Menggunakan indra
pendengaran
Penutup
A. Kesimpulan
Persepsi sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui,
menginterprestasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi tentang
sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalama diri orang
yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi.
Persespi sosial
terdiri atas 3 elemen yang merupakan petunjuk-petunjuk langsung ketika
seseorang menilai orang lain. Tiga elemen itu adalah :
1.
Pribadi (person) adalah orang yang menilai orang lain
2.
Situasional adalah urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan
pengalaman orang untuk menilai sesuatu
3.
Behavior adalah suatu yang diakukan oleh orang lain. Ada 2
pandangan mengenai proses persepsi yaitu :
a.
Persepsi sosial berlangsungh cepat dan otomatis tanpa banyak
pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat
berdasarkan penampilan fisik
b.
Persepsi sosial adalah sebuah proses yang kompleks orang mengamati
perilaku orang lain dengan teliti hingga diperoleh analisis secara lengkap
terhadap person, situasional dan behavior.
B.
Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun pada
makalah ini sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, karna tiada
gading yang tak retak. Dan apabila ada kesalahan kami mohon maaf. wassalam
DAFTAR
PUSTAKA
Taylor, Sheiley E, 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media
Grupp : Jakarta
Walgito, Bimo. 1990. Psikologi Sosial (Pengantar). Andi :
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar