Rabu, 15 Oktober 2014

Kaarakteristik Konseling


KARAKTERISTIK KONSELING
A.  KONSELING SEBAGAI KEGIATAN BANTUAN
Konseling diakui salah satu professional yang bisa diberikan dalam bidang pekerjaan dan kesejahteran sosial, pendidikan psikologi klinis dan konseling. Psikiatri dan kesehatan masyarakat. Pengertian bantuan bisa menimbulkan berbagai interprestasi karena banyak ragam nya.
1.    Bantuan non-profesional
a.    Bantuan sesaat, sifat bantuan ini adalah sekali saja tidak diulang atau berlanjut ini bantuan itu sendiri juga bisa bermacam-macam baik dalam bentuk materi maupun tenaga dalam arti pertolongan yang bisa diberikan kepada seseorang yang membutuhkan.
b.    Bantuan yang mendasarkan pada belas kasihan atau kasih sayang. cendrung mengakibatkan sipemerima bergantung terus dan mengandalkan bantuan terus diperoleh.
c.    Bantuan materi bantuan yang diberikan dalam bentuk materi, juga bisa berupa bantuan sesaat karena ada kebutuhan mendesak
d.   Bantuan tenaga, yang diberikan karena kekurangan modal tenaga untuk melakukan sesuatu, bantuan tenaga sering kali secara objektif-rasional bisa diterima.
e.    Bantuan moril, bantuan moril lebih berupa dukungan sehingga seseorang merasa lebih mantap dan beban yang dirasakan lebih ringan.
f.     Bantuan nasehaat, lebih merupakan pentunjuk yang diberikan seseorang kepada kepada mereka yang membutuhkan nasehat

Menurut Heron (1990) ada enam jenis bantuan
a.    Memberi dukungan kepada teman
b.    Memberi layanan khusus melalui keterampilan
c.    Memberi layanan fisik, sosial dan budaya
d.   Memberi layanan organisasi melalui keterampilan komonikasi dan interaksi dalam pekerjaan.
e.    Memberikan layanan psikologis
f.     Memberikan layanan rohaniwan

2.    Bantuan professional
Bantuan ini diberikan karena orang merasakan dalam keyataan memang membutuhkan bantuan dari orang lain, karena tidak bisa atau tidak berdaya mengatasi sendiri. Menurut Lewis (1970) seorang membutuhkan konseling karena banyak alasan, namun ia mengolongkan ada tiga karakteristik umum :
1.    Seseorang sedang mengalami semacam ketidak puasan pribadi dan tidak mampu mengatasi dan mengurangi ketidak puasan tersebut.
2.    Seseorang memasuki konseling dengan kecemasan yang ada beberapa segi kehidupan
3.    Seseorang membutuhkan konseling meskipun mengharapkan konselor bisa membantu.

B.       KONSELING UNTUK PERUBAHAN PERILAKU
Dalam konseling konselor bisa bertindak sebagai faktor luar ( environ mental faktor) yang mempengaruhi dengan hal-hal yang baru, untuk menganti hal-hal yang lama yang memang perlu diubah. Kualitas, kuantitas, dan intensitas perubahan yang bisa dilakukan konselor atau terapis berbeda-beda baik perorangan dan dipengaruhi tahapan-tahapan perkembangan

C.       PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN HIDUP KLIEN
Konseling bisa diarahkan untuk mengantur lingkungan hidup seseorang sesuai dengan analisis dan penilaiannya bahwa klien harus memasuki lingkungan tertentu supaya terjadi perubahan pada sebagai kepribadiannya yang diharapkan.
Robert (1975) mengemukakan ada enam faktor yang mempengaruhi klien, disamping faktor pribadi itu sendiri  dan enam faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Keenam faktor tersebut adalah Jenis kelamin, Keluarga, Budaya, Status sosial, Daerah, Keturunan
D.       PEMBATASAN PADA KLIEN DAN KONSELING
Batas yang boleh dilakukan atau tidak perlu dilakukan adalah sesuatu yang diharapkan dan terbentuk sedikit demi sedikit melalui kualitas dan kuantitas. Memahami pembatasan-pembatasan pada klien merupakan alat untuk mengembangkan diri dan mengatasi masalah kepribadiannya. Pembatasan bertujuan agar meninjau apa yang harus dilakuan. Starategi melalui waktu konseling semakin diperjarang upaya untuk menyadarkan dan untuk mengingat klien akan adanya pembatasan.
E.       WAWANCARA DALAM KONSELING
Wawancara merupakan bagian dari konseling dan berperan penting untuk keberhasilan atau sebaliknya kegagalan pada konseling itu sendiri. Ada lima tahap struktur wawancara sebagai berikut:
a.       Rapport ditandai dengan ucapan berbasa-basi
b.      Pengumpulan  data
c.       Menentukan  hasil sesuai dengan arah kemana klien ingginkan
d.      Menemukan  macam-macam alternative penyelesaian masalah
e.       Generalisasi  dan pengendalian proses belajar

F.        KONSELOR DALAM KONSELING SEBAGAI PENDENGAR
Betapa pentingnya kemampuan bertindak sebagai pendengar yang baik dalam proses konseling, ditekankan oleh Powell(1981) bahwa parapropesional pertama tama harus mengembangkan keterampilan mendengarkan selama konselor mendengarkan klien, selama itu konselor bisa melakukan penilaian, pengamatan terhadap klien
G.      KONSELOR MEMAHAMI KLIEN
Memahami klien diartikan mengerti secara lebih baik, lebih terinci mengenai keadaan klien dan latar belakangnya. Upaya memahami klien seringkali diperlukan agar apa yang akan dilakukan terhadap klien dalam rangkah member bantuan dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien.
H.  KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM KONSELING
Komunikasi nonverbal menjadi dasar paling penting pada setiap kali melakukan wawancara maupun konseling. Gasda, et al (1977) yang dikutip oleh George dan Cristian (1981) membagi komunikasi  nonverbal dalam empat kategori  yakni.
1.    Perilaku komunikasi nonverbal dengan mempergunakan waktu
2.    Perilaku komunikasi nonverbal dengan menggunakan badan. Hal ini dilakukan dengan:
Ø Kontak melalui mata
Ø Mata
Ø Kulit
Ø Postur
Ø Ekspresi muka
Ø Melalui anggota badan (menggigit kuku, menggaruk-garuk)
Ø Gerakan yang diulang
Ø Tanda-tanda atau perintah
Ø Sentuhan
3.    Perilaku komunikasi non verbal dengan nada suara
4.    Perilaku komunikasi non verbal dengan mempergunakan lingkungan
Ø Menjauh kalau seseorang mendekat dan sebaliknya
Ø Pengaturan lingkungan fisik
Ø Posisi dalam ruangan
Johnson (7219) mengidentifikasi cirri-ciri nonverbal sebagai sarana
Komunikasi yaitu:
1.      Nada suar lemah lembur berarti ada kehangatan dan sebaliknya nada suara keras berarti bersikap dingin
2.      Senyuman dan menaru perhatian sebagai tanda adanya sikap hangat, sebaliknya waja berkerut dan tidak menaruh minat adalah tanda dari sikap digin
3.      Anggukan kepala / badan, relaks, sebagai tanda kehangatan dan gerakan menjauh, tegang, sikap sebaliknya
4.      Tatapan muka secara langsung sebagai tanda adanya kehangatan dan sebaliknya adalah mengelak bertatap muka
5.      Sentuhan halus adalah tanda adanya sikap hangat dan sebaliknya dengan mengelakan sentuhan
6.      Gerakan tubuh dengan gerakan terbuka atau menyambut, mengandung arti senang dan hangat, begutupun sebaliknya.
7.      Gerakan yang mempersempit jarak adalah tanda-tanda bersikap hangat, sebaliknya yaitu memperbesarjarak sebagai tanda dari sikap dingin 


I.     KONSELOR SEBAGAI PRIBADI
Konselor sebagai pribadi dengan bermacam-macam konstelasi dengan gambaran kepribadiannya, mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam melakukan kegiatan konseling, khususnya kegiatan konseling sebagai profesi, mengenai pentingnya konselor sebagai pribadi ditekan kan oleh Comb,et al (1969) yang menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa: Teknik yang banyak dilakukan dalam konseling adalah:diri sendiri sebagai alat, (self-as-instrument) pribadi konselor sebagai fasilitator untuk pertumbuhan yang positif dari klien. Ada tiga hal penting yang mempengaruhi konselor, baik positif maupun negatif. Dalam kegiatan konseling kegiatan propesional ialah:
1.    Kualitas pribadi
2.    Pengetahuan tentang profesi
Pada tahun 1961, Rogers menyimpulkan dari pengalaman pribadi dan penelitianya mengenai karakteristik konselor bahwa cirri kepribadian seorang konselor yang efektif, lebih penting dari pada dasar teori atau ketranpilan teknik yang dimiliki. Menurut Rogers cirri tersebut adalah:
1.              Menark
2.              Peramah
3.              Seorang yang memperlihatkan sikap meyakini
4.              Dapat dipercaya
Combs & Soper (1963), mengemukakan bahwa cirri konselor yang efektif adalah altruistik dan tidak dominan dan yang menanggapi kliennya sebagai:
1.             Memiliki kemampuan
2.             Bisa bergantungkepada orang lain
3.             Peramah
4.             Patut dihargai
George & Cristani (1981) mengintisarikan dari pembahasannya mengenai cirri-ciri konselor yang efektif dan mengemukakannya sebagai berikut:
1.    Konselor yang efektif membuka dari dan menerima pengalaman sendiri
2.    Konselor yang efektif menyadari akan nilai dan pendapatnya sendiri
3.    Konselor yang efektif bisa membina hubungan hangat dan mendalam dengan orang lain
4.    Konselor yang efektif bisa membiarkan diri sendiri dilihat orang lain sebagai mana adanya.

J.    EMPATI
Kalau diartikan secara harfiah bahwa dengan berempati seseorang masuk kedalam diri orang laindan menjadi orang lain agar bisa merasakan dan menghayati orang lain. Maka timbul penilaian hahwa orang tersebut mistahil bisa melakukan hal tersebut tanpa ia melepas diri dari dirinya sendiri, dari akunnya yang unik, sehingga terdapat suatu akun yang ada keluar menjadi orang lain.
Dipihak lain, banyak pula pendapat yang mengatakan bahwa dengan melakukan empati terhadap orang lain, seseorang dimungkinkan untuk memahami orang lain karena seeorang masuk dan menjadi sama dengan orang lain, sehingga empati dianggap sebagai salah satu cara yang efektif dalam usaha mengenali, memahami dan mengevaluasi orang lain. Dengan berempati terhadap orang lain. Seseorang bisa benar-benar merasakan dan menghayati sebagai orang lain bukan sekedar ikut atau merasakan, apakah itu kesedihan atau kegembiraan (dalam hal ini lebih tepat disebut sebagai simpati, karena ia berdiri “di luar” orang lain)  namun ia benar-benar menjadi orang lain dan seperasaan dengan orang lain.
Mengenai empati ini, George & Cristin (1981) mengemukakannya sebagai kemampuan untuk mengambil kerangka berpikir klien sehingga memahami dengan tepat kehidupan dunia dalam dan makna-maknanya dan bisa dikomunikasikan kembali denga jelas terhadap klien. Selanjutnya juga menjelaskan bahwa yang berempati, konselor dimungkinka untuk bisa mendengar dan bereaksi terhadap kehidupan perasaan klien. Yakni: marah, benci empati merupakan sebagai kemampuan untuk menempatkan diri ditimpat orang lain supaya bisa memahami dan mengerti kebutuhan dan perasaannya.  














1 komentar: