Selasa, 14 Oktober 2014

Model-model memori


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang teah mencurahkan segala bentuk rahmat NYA kepada semua makhluk NYA ,dan atas berkat rahmat NYA tersebut penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktu nya.Kemudian salawat beserta salam tak lupa penulis ucapan kepada arwah junjungan kita yakni nabi besar Muhammad saw, yang telah membawakan titik terang dalam segala bentuk penyampaian.
Penulis cukup menyadari bahwa tidak pernah ada kesempurnaan hakiki selama karya adalah ciptaan dan hasil karya dari manusia. Begitu juga dengan makalah yang penulis sajikan ini masih sangat jauh dari kesmpurnaan .Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk dapat menambah dan memperluas khazanah pengetahuan agar terus mendekati kesempurnaan.

Padang, 20 september 2013

pemakalah










BAB I
PENDAHULUAN
 Ingatan atau Memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan banyak dipelajari dalam psikologi kognitif dam ilmu syaraf sebagai bentuk terjadinya hubungan  timbal balik antara potensi memorialnya dan pengalaman eksternal yang diserapnya. Dengan kata lain, ingatan merupakan tempat menampung hasil-hasil visualitas manusia, misalnya setelah mempelajari sesuatu  kemudian menyimpannya didalam ingatan
Aktivitas ingatan dicirikan dengan hal-hal berikut : pertama, Penyimpanan informasi dalam pikiran. kedua, recognisi atau mengeluarkan informasi yang sudah tersimpan.  ketiga recall, membangkitkan pengalaman masa lalu yang sudah cukup lama terlupakan. keempat, reproduksi yaitu menghasilkan kembali beberapa informasi yang diperlukan setelah lama menghilang dan secara tidak sadar dilupakan, tetapi pada suatu waktu sangat diperlukan. Kelima, menampilkan kembali karakteristik keaslian dari kepribadian yang sesungguhnya. Pada makalah ini kami lebih memfokuskan pada model-model memori dan memori jangka pendek.












 BAB II
PEMBAHASAN
MODEL-MODEL MEMORI DAN MEMORI JANGKA PENDEK

A.    Model-Model Memori Ganda
1.      James
Model memori ganda (Dualistic Model Of Memory) berkembang pada akhir tahun 1800-an ketika James membedakan Memori lansung (Immediate Memory)  yang disebut juga dengan memori primer dan Memori tidak lansung (Indirect Memori) atau disebut juga dengan memori sekunder. James menyusun teorinya tentang struktur memori berdasarkan introspeksi, dan ia mengagnggap memori sekunder sebagai suatu tempat penyimpanan informasi (pengalaman) yang pernah dialami, namun tidak dapat diakses lagi. James berpendapat bahwa memori primer yang mirip (namun tidak identik) atau memori jangka pendek (Short Term Memory/STM) merupakan jalur-jalur yang tidak pernah meninggalkan kesadaran dan senantiasa menyediakan “tayangan” peristiwa-peristiwa yang dialami.
Kemudian memori sekunder atau memori jangka panjang (Long Term Memory/LTM), didefenisikan sebagai jalur-jalur yang “terpahat” dalam jaringan otak manusia, dan setiap manusia memiliki struktur jalur yang berbeda. James juga berpendapat bahwa memori memiliki sifat dualistik, yaitu transitoris ( sebagai pengantar)  dan permanen, meskipun demikian pada masa James belum terdapat bukti ilmiah yang mendukung perbedaan defenisi operasional antar kedua sistem memori tersebut.  
Bukti-bukti ilmiah tersebut baru muncul 75 tahun kemudian ketika hubungan antara memori primer dan memori sekunder dideskripsikan oleh Waugh dan Norman  pada tahun 1965, didalam model sistem memori primer dan sekunder, sebuah item memasuki memori primer dan kemudian disimpan (melalui latihan pengulangan) atau dilupakan. Dengan menggunakan pengulangan (Rehearsal), item tersebut memasuki memori sekunder dan selanjutnya menjadi bagian dari memori permanen.
2.      Waugh dan Norman
Model behavioral modern pertama dikembangkan oleh Waugh dan Norman pada tahun 1965. Model tersebut adalah model dualistik, mencakup memori primer dan memori sekunder. Wough dan Norman mengembangkan model James dengan mengkuantifikasikan karakteristik-karakteristik memori primer. Sistem penyimpanan jangka pendek diketahui memiliki kapasitas yang sangat terbatas, sehingga hilangnya informasi terjadi tidak hanya sebagai suatu proses yang terjadi “seiring berlalunya waktu”, namun terjadi karena item-item baru “menindihi” item-item lama saat ruang penyimpanan telah penuh.
3.      Atkinson dan Shiffrin
Atkinson dan Shiffrin meminjam konsep dualistik memori dari Waugh dan Norman, namun dengan adanya lebih banyak subsistem dalam STM dan LTM. Model-model awal tentang memori, menurut Atkinson dan Shiffrin bersifat terlalu menyederhanakan dan tidak cukup kuat untuk menangani kerumitan proses atensi, proses membandingkan stimuli, pengendalian dalam mengambil memori  (Retrieval Control), pemindahan dari STM ke LTM, pencitraan, memori penyandiaan sensorik.
Dalam model Atkinson dan Shiffrin, memori memiliki tiga area penyimpangan, antara lain yaitu:
a.       Register sensorik
b.      Penyimpanan jangka pendek
c.       Penyimpanan jangka panjang
Atkinson dan Shiffrin membuat suatu perbedaan penting antara konsep memori dan konsep penyimpanan memori. Istilah “memori” mengacu  pada data-data yang disimpan, sedangkan “penyimpanan “(Store)” mengacu pada komponen struktural yang berisi informasi. Dalam model Atkinson dan Shiffrin, informasi dalam penyimpanan jangka pendek dapat ditransfer ke penyimpanan jangka panjang, sedangkan informasi lain dipertahankan selama beberapa menit dalam penyimpanan jangka pendek namun tidak pernah memasuki penyimpanan jangka panjang.
Penyimpanan jangka pendek dipandang sebagai suatu sistem kerja (Working System) yang di dalamnya informasi-informasi yang masuk akan memudar dan menghilang dengan cepat, informasi yang tersimpan dalam penyimpanan jangka pendek dapat berupa suatu bentuk yang berbeda dengan wujud asli informasi tersebut, misalnya sebuah kata yang dibaca oleh sistem visual akan diubah dan direpresentasikan dalam memori secara auditorik. Informasi yang disimpan dalam penyimpanan jangka panjang dianggap relatif permanen, sekalipun terkadang tidak dapat diakses akibat adanya interferensi dari informasi-informasi baru. Adapun kegunaan penyimpanan jangka panjang adalah mengawasi stimuli dalam register sensorik (sehingga mengendalikan informasi yang memasuki penyimpanan jangka pendek) dan menyediakan ruang penyimpanan bagi informasi dalam penyimpanan jangka pendek.  

B.     Memori Jangka Pendek
Atkinson dan Shiffrin berpendapat bahwa memori jangka pendek (STM- Short Term Memory) adalah bagian di mana pemprosesan seperti aritmatika mental dilakukan. Jika informasi bertahan di STM dalam waktu cukup lama, maka informasi tersebut akan memasuki memori jangka panjang (LTM- Long Term Memory). LTM memiliki kapasitas dan durasi besar penyimpan informasi untuk penarikan di kemudian hari. Meskipun STM memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil dibandingkan LTM, STM memiliki peranan penting dalam pemrosesan memori. Suatu karakteristik lain pada STM adalah kapasitas penyimpanannya yang terbatas diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang juga terbatas, dan bukan hanya itu, terdapat pula pertukaran (Trade Off) konstan antara kapasitas penyimpanan dan kemampuan pemrosesan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi  memori jangka pendek, yaitu: Efek posisi serial (The Serial Position Effect). Sejumlah item-item atau objek yang disajikan secara berurutan akan mempengaruhi ingatan seseorang. Item-item atau objek-objek yang berada pada posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung diingat lebih baik daripada item-item atau objek-objek yang berada pada urutan  di tengah. Sebab informasi atau item-item yang terletak di bagian awal atau depan akan lebih dulu memasuki ingatan jangka pendek sehingga memungkinkan dilakukan pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan ke dalam ingatan jangka panjang.
Bagi informasi yang terletak di tengah urutan, ketika memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan informasi di bagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan kembali informasi yang terletak di tengah. Dengan demikian informasi yang terletak di tengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Sementara itu, informasi yang terletak di bagian akhir cenderung diingat lebih baik, sebab informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di recall. Pengaruh informasi yang terletak pada daftar urutan awal penyajian terhadap kuatnya ingatan disebut primacy effects. Sementara itu, pengaruh informasi yang terletak pada daftar urutan terakhir penyajian terhadap kuatnya ingatan disebut recency effects. Memori jangka pendek menyimpan informasi melalui suara atau bunyi sementara memori janka panjang menyimpan informasi melalui bahasa atau makna.

C.     Dukungan Neorosis Kognitif, Model Memori Kerja, Kapasitas STM, Penyandian Informasi Dalam STM, Pengambilan Informasi Dari STM

1)      Dukungan neorosis kognitif
Penemuan-penemuan neurofisiologis menunjukkan bahwa kedua penyimpanan memori yang berbeda tersebut memiliki letak tertentu dalam struktur otak manusia. Studi-studi neurofisiologis tersebut melibatkan pasien-pasien klinis yang mengalami sejenis trauma fisik atau cedera otak.  Misalnya kasus K.F yang diteliti oleh Warrington dan Shallice pada tahun 1969, K.F memilki LTM yang berfungsi secara normal, namun ia mengalami kesulitan besar mengingat serangkaian angka . Dalam kasus K.F, K.F mengalami gangguan STM namun bukan LTM.
2)      Model memori kerja
Model memori kerja( WM- Working Memory) yang dikembangkan Baddeley dan Hitch (1974) merupakan upaya untuk meniru proses-proses yang bekerja dalam STM. Oleh karena itu, ini merupakan alternatif bagi peyimpanan jangka pendek yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin. Memori kerja didefenisikan secara konseptual sebagai suatu tipe meja kerja (Workbench) yang secara konstan mengubah, mengkombinasikan, dan memperbarui informasi baru dan lama.
Ada tiga komponen utama dalam  memori kerja, yaitu:
a.       Pengulangan fonologis
Pengulangan fonologis (Artikulatori) menyimpan bunyi-bunyi wicara dalam jumlah terbatas untuk kurun waktu singkat. Pengulangan fonologis terdiri dari dua komponen, yaitu penyimpanan fonologis pasif dan proses pengendalian artikulatori atau subvokal yang membantu latihan mental.
b.      Papan sketsa visuospasial
Papan sketsa visuospasial (memori kerja visuospasial) adalah versi visual pengulangan fonologis, memyimpan untuk sementara dan memanipulasi informasi visual dan spasial dengan cara yang sama seperti pengulangan fonologis dalam wicara.
c.       Pelaksana pusat
Pelaksana pusat mengatur sumber daya atensional ke subsistem-subsistem lain dalam WM, serta bertanggung jawab atas proses-proses berpikir tingkat tinggiyang digunakan dalam penalaran dan pemahaman bahasa. Pelaksana pusat hanya memiliki kapasitas atensional terbatas dan tidak memiliki kapasitas penyimpanan (penyimpanan terletak di dalam cabang sistem-sistem budak dan LTM) jika suatu tugas terlalu menuntut  maka sumber daya-sumber daya pelaksana pusat akan habis dan mengakibatkan penurunan kinerja tugas. Jadi pelaksana pusat adalah perantara antara sistem-sistem budak dan LTM, fokus dan mengalihkan perhatian dalam tugas-tugas, serta mengaktivasi representasi-representasi dalam LTM (Logie & Duff, 1996).
Kemudian pada tahun 2000, Baddeley menambahkan satu  komponen lagi dalam model memori kerja, yaitu penyangga episodik. Penyangga episodik bertindak sebagai alat penghubung antara sistem-sistem budak lain dan LTM. Peyangga episodik juga sebagai tempat penyimpanan sementara di mana informasi dari sejumlah sumber digabungkan menjadi suatu kesatuan utuh yang dapat ditarik dan digunakan sebagai suatu ruang percontohan untuk membantu dalam belajar.         
3)      Kapasitas STM
Lloyd dan Margaret Peterson adalah para peneliti yang mempelajari durasi STM, namun Miller lah yang dalam karyanya yang berwawasan mempelajari kapasitas STM. Miller menyimpulkan bahwa STM memuat tujuh unit. Menurutnya, catatan resmi paling awal tentang keterbatasan ditemukan pada pengamatan Sir William Hamilton, seorang filsuf abad ke-19, yang mengatakan “ jikalau anda melemparkan segemgam kelereng ke lantai, anda paling-paling hanya mampu mengamati secara sekaligus hanya enam kelereng tau paling banyak tujuh kelereng tanpa rasa bingung”. Dengan demikian Miller menyusun hipotesis bahwa kapasitas kita untuk memproses informasi memiliki batas sekitar tujuh unit.
4)      Penyandian informasi dalam STM
Informasi yang tersimpan dalam STM dapat berupa informasi auditorik,  visual, atau sematik tergantung jenis informasi atau jenis tugas yang dialami seseorang.
a)      Sandi auditorik
STM nampaknya beroperasi menggunakan sandi auditorik, bahkan sekalipun informasi tersebut dihasilkan dari sandi non-auditorik seperti stimulus visual.  Misalnya ketika anda  ditanya  tentang berapa jumlah jendela di rumah anda, anda memang menggunakan sandi visual untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan, namun anda menghitung dan melaporkan dan melaporkan jawaban dalam sandi auditorik. 
Conrad menemukan bahwa kekeliriuan dalam-kekeliruan dalam STM bersumber dari kekeliruan auditorik bukan kekeliruan visual. Dalam ekperimennya, Conrad menanyangkan huruf-huruf yang bunyinya mirip (B dan V), dan berdasarkan huruf-huruf tersebut, ia menyusun rangkaian-rangkaian huruf yang tiap rangkaiannya terdiri dari enam huruf. Rangkaian-rangkaian tersebut disajikan kepada partisipan. Huruf-huruf tersebut disajikan dalam bentuk auditorik dan visual. Diasumsikan bahwa para partisipan yang mendapatkan stimuli auditorik (mendengar huruf) akan membuat kekeliruan pada huruf-huruf yang bunyinya serupa, sedangkan para partisipan yang mendapatkan stimuli visual (membaca huruf) akan membuat kekeliruan berdasarkan struktur visual huruf-huruf tersebut.
Secara umum, diasumsikan bahwa memori yang terlibat dalam pemprosesan informasi bersifat akustik (secara dominan) dan kesalahan yang paling besar akan didapati pada partisipan yang mendapat stimuli suara.
         
b)      Sandi visual
Posner dan rekan-rekannya, menemukan bahwa setidaknya dalam sebagian kecil waktu informasi disandikan secara visual dalam STM. Dalam ekperimen tersebut, para peneliti menyajikan huruf-huruf berpasangan dalam tiga mode, yaitu mode yang pertama, huruf berpasangan yang identik dalam pelafalan dan bentuk (AA, aa). Mode yang kedua, huruf berpasangan yang memiliki pelafalan yang sama tapi bentuk berbeda (Aa) dan mode yang ketiga, huruf berpasangan yang memiliki perbedaan pelafalan sekaligus berbeda bentuk (AB, ab).
Para partisipan diminta menunjukkan (dengan menekan tombol) apakah kedua huruf yang ditampilkan adalah huruf yang sama.huruf-huruf disajikan satu demi satu dengan jeda waktu yang bervariasi : 0 detik (artinya huruf-huruf disajikan serentak), 0,5 detik, 1 detik atau 2 detik. Para peneliti mengasumsikan bahwa bila pasangan huruf tersebut diproses secara auditorik seharusnya partisipan memerlukan waktu lebih lama untuk memproses AA disbanding Aa. Namun, bila penyandian visual juga penting maka partisipan akan memerlukan waktu yang lama untuk merespon Aa dibandingkan AA.      
c)      Sandi sematik
Sandi sematik adalah sandi yang berhubungan dengan makna. Ekperimen Delos Wickens dan rekan-rekannya, dilakukan berdasarkan konsep inhibisi proaktif (Proactive Inhibition /PI). PI adalah sebuah fenomena ketika kemampuan mengingat dihambat oleh adanya hubungan sematik antara daftar yang diingat dengan daftar sebelumnya. Misalnya ketika seorang partisipan diminta mengingat sebuah daftar kata-kata yang tergabung dalam satu kategori (nama-nama buah), mereka mungkin dapat mengingat 90 persen isi daftar tersebut. Namun, bila mereka diminta mengingat daftar kedua juga berisi nama-nama buah, kemampuan mereka mengingat daftar tersebut hanya sebesar 30 persen. Selanjutnya jika partisipan yang sama diminta mempelajari daftar ketiga yang juga berisi nama-nama buah, kemampuan mengingat semakin menurun.
Inhibisi proaktif ini mengindikasikan bahwa informasi sematik sedang diproses dalam STM karena informasi tersebut saling “mengganggu” dengan informasi-informasi dari daftar berikutnya.      
5)      Pengambilan informasi dari STM
Era modern pemprosesan informasi sangat di pengaruhi oleh sebuah teknik ekperimental yang di kembangkan oleh Saul Sternberg. Teknik ini melibatkan sebuah tugas pemindaian serial yang didalamnya pertisipan mendapatkan stimuli berupa serangkaian item, misalnya angka, dengan jeda 1,2 detik setiap item. Diasumsikan bahwa item-item tersebut disimpan dalam STM partisipan. Setelah partisipan menghapalkan daftar, ia menekan sebuah tombol untuk memunculkan sebuah angka yang ada (atau yang tidak ada)  dalam daftar yang telah dilihat sebelumnya. Tugas partisipan adalah membandingkan angka tersebut dengan daftar yang telah diingatnya dan menjawab apakah angka tersebut memang ada didaftar atau tidak. Setiap tugas berisi daftar yang berbeda. para peneliti mengubah-ubah ukuran daftar sesuai kapasitas STM yaitu dari satu hingga enam angka. Pada dasarnya, tugas ini  mengharuskan partisipan mencari angka-angka dalam suatu daftar untuk menemukan jawaban yang tepat.pencarian seperti ini dapat berhenti dengan sendirinya saat partisipan telah menemukan angka tersebut dan memberikan jawaban, sebaliknya partisipan mungkin melakukan pencarian menyeluruh terhadap daftar di memori sebelum melaporkan jawabannya, terlepas ia menemuka angka itu atau tidak.
Waktu reaksi mencerminkan waktu yang diperlukan partisipan untuk melakukan pencarian angka pada daftar dalam memori dan waktu reaksi dapat berperan sebagai dasar untuk menggambarkan struktur STM sekaligus menggambarkan hukum-hukum pengambilan informasi dari struktur tersebut.     










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Model-model memori ganda
Menurut james memori ganda dibedakan menjadi dua, yaitu: pertama, memori primer atau memori jangka pendek dan memori sekunder atau memori jangka panjang.
2.      Memori jangka pendek
Atkinson dan shiffrin berpendapat bahwa memori jangka pendek (stm- short term memory) adalah bagian di mana pemprosesan seperti aritmatika mental dilakukan. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi memori jangka pendek, yaitu: effek posisi serial (the serial position effects).
3.      Dukungan neorosis kognitif, model memori kerja, kapasitas STM, penyandian informasi dalam STM, pengambilan informasi dari STM
a.       Dukungan neorosis kognitif
b.      Model memori kerja
Ada tiga komponen utama dalam memori kerja yaitu pertama, pengulangan fonologis. Kedua, papan sketsa visuospasial. Ketiga, pelaksana pusat.
c.       Kapasitas STM
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, miller menyimpulkan bahwa stm memuat tujuh unit
d.      Penyandian informasi dalam STM
Ada beberapa bentuk penyandian informasi dalam stm, yaitu sandi auditorik, sandi visual dan sandi sematik. 
e.       Pengambilan informasi dari STM

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan  dan masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun  untuk dapat dijadikan acuan dimasa yg akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Solso, Robert L Dkk. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlannga.
Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Ling, Jonathan dan Jonathan Catling. 2012. Psikologi Kognitif. Erlangga.
Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
      



1 komentar: