Rabu, 15 Oktober 2014

KOMUNIKASI DALAM KONSELING


KOMUNIKASI DALAM KONSELING

A.  PENGERTIAN KOMUNIKASI
1.    Secara Etimotogi
Komunikasi berasal dari bahasa latin “comon”, atau “communication” yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Komunikasi juga bersumber dari kata “communis” yang artinya sama atau kata sama makna. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.

2.    Secara Terminologi
Pengertian  komunikasi adalah sebuah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun nonverbal.

B.  MACAM-MACAM KOMUNIKASI
1.    Komunikasi Intrapersonal (Intim)
Komunikasi intrapersonal (intim) merupakan penyampaian pesan seseorang kepada dirinya sendiri. Misalnya: berbicara dalam hati seblum bertanya pada forum diskusi,atau berbicara dalam hati menyesali keputusan yang telah diambil.

2.    Komunikasi Interpersonal
Arni Muhammad (2005:159) menyatakan bahwa“komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya”. Mulyana(2000: 73)menyatakanbahwa “komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain, bersifat dua arah, secara vebal atau non verbal. Misalnya : antara konselor dan kliennya.

3.    Komunikasi Massa
Menurut Tan dan Wright, (dalam Liliweri, 1991), Komunikasi Massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,  berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Sedangkan Bittner menjelaskan pengertian komunikasi massa sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
   Jadi dapat dipahami bahwa komunikasi massa adalah penyampaian pesan dari seseorang kepada sekelompok besar orang, biasanya sebagian besar masyarakat. Misalnya : Pidato kampanye atau khotbah
. Elizabeth Noelle Neuman (dalam Rakhmat, 1983 : 92 ) menyebutkan empat tanda pokok dalam komunikasi massa yaitu :
a.    Komunikasi massa bersifat tidak langsung.
b.    komunikasi massa bersifat satu arah.
c.    Komunikasi massa bersifat terbuka.
d.   Memiliki publik yang secara geografis tersebar.
Rodman (2006:8) dalam bukunya Mass Media In A Changing World menyebutkan perbedaan komunikasi massa dengan jenis komunikasi lain yakni:
a.    Proses umpan balik berjalan lamban dan interaksi antara komunikator dan komunikan dibatasi.
b.    Komunikasi massa memiliki efek yang besar dan meluas.
c.    Proses encoding dan decoding melalui beberapa tahapan (multistages) dengan kemungkinan gangguan semantik, alam dan mekanis.
d.   Pesan yang disampaikan bersifat publik, mahal dan mudah terputus.
e.    Komunikan memiliki jumlah yang besar dan dapat memilih pesan mana yang ingin ia akses.
Dari uraian-uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :
a.    Sumber atau komunikator dari komunikasi massa merupakan sebuah organisasi terlembaga yang menentukan pesan apa saja yang akan disebarkan.
b.    Pesan bersifat terbuka karena semua orang mendapat isi pesan yang sama, mahal karena melibatkan beberapa tahapan encoding dan decoding serta diperlukannya teknologi untuk memproduksi dan menyebarkan pesan, serta dapat dipotong dengan gampang.
c.    Komunikan tidak memiliki identitas (anonim), banyak, tersebar dan heterogen sehingga terpaan pesan dapat diapresiasi berbeda oleh masing-masing individu.
d.   Proses umpan balik berjalan lambat dan sulit mendapatkan respons dari komunikator.
C.  KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM KONSELING
Komunikasi terjadi dalam dua bentuk, yaitu verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal adalah adalah komunikasi yang bersifat lebih efisien yang memberikan kesempatan berpindahnya informasi secara kompleks. Contonya berkata-kata, menulis. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi yang tidak bersifat efisien yang berupa sikap badan, ekspresi wajah, nada suara, gerak-gerak isyarat.




Gazda et al (1977) yang dikutip oleh George dan Cristiani (1981) membagi komunikasi nonverbal dalam empat kategori, yakni:

1.    Prilaku Komunikasi  Nonverbal Dengan Mempergunakan Waktu
Merupakan sikap seseorang dalam mempergunakan waktu, apakah tepat atau terlambat berhubungan dengan kehadiran seseorang atau sebagai reaksi dari cara berkomunikasinya. Demikian pula cara seseorang dalam mempergunakan sejumlah waktu untuk berkomunikasi dengan orang lain menunjukan ada arti tersendiri dibelakangnya.

2.    Prilaku komunikasi nonverbal dengan mempergunakan badan
Hal ini dilakukan dengan :
a.    Kontak melalui mata
b.    Mata
c.    Kulit
d.   Ekspresi muka
e.    Gerakan pada tangan dan lengan
f.     Postur
g.    Melukai atau memprlihatkan anggota badan
h.    Gerakan yang diulang-ulang
i.      Sentuhan
j.      Tanda-tanda

3.    Prilaku Komunikasi Nonverbal Dengan Nada Suara
Dilihat dari :
a.    Tekanan pada suara
b.    Kecepatan dalam ucapan
c.    Kekuatan suara
d.   Cara mengucapkan kata
4.    Prilaku Komunikasi Nonverbal Dengan Mempergunakan Lingkungan
a.    Menjauh kalau seseorang mendekat atau sebaliknya
b.    Pengaturan lingkungan fisik
c.    Pakaian
d.   Posisi dalam ruangan
Dalam kegiatan konseling, perilaku nonverbal  yang diperlihatkan klien penting sekali diperhatikan. Acap kali hal ini bisa menjadi petunjuk penting, menjadi bahan informasi untuk proses wawancara atau konseling lebih lanjut.
Johnson (1972) mengidentifikasi ciri-ciri  nonverbal sebagai sarana komunikasi yaitu:
1.    Nada suara lemah lembut berarti ada kehangatan dan begitu juga sebaliknya.
2.    Senyuman dan menaruh perhatian sebagai tanda adanya sikap hangat
3.    Anggukan kepala/badan, relaks seabagai tanda kehangatan.
4.    Tatapan mata secara langsung sebagai tanda adanya kehangatan dan sebaliknya adalah mengelak  bertatapan muka.
5.    Sentuhan halus adalah tanda adanya  sikap hangat dan sebaliknya.
6.    Gerakan tubuh dengan aba-aba terbuka dan menyambut mengandung arti  senang.
7.    Gerakan yang mempersempit jarak  yang juga menandakan kehangatan
Menurut egan (1975), faktor-faktor “attending behaviour” adalah:
a.              Kontak mata. Kontak mata dengan klien harus sewajarnya dan dipertahankan dengan baik.
b.             Sikap tubuh terbuka. Menunjukan ada perhatian dan melibatkan diri dalam percakapan dan masalah klien.
c.              Menghadapi klien dengan tulus hati.
d.             Sedikit membungkukan badan kedepan yang juga sebagai tanda keterlibatan dalam masalah klien.

D.  FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Jalaluddin Rakhmat (2007), meyakini bahwa komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh:
1.    Persepsi Interpersonal.
Persepsi merupakan keadaan dimana manusia dapat memberi penilaian terhadap suatu objek dan peristiwa yang sedang dihadapi. Oleh sebab itu faktor situasional akan berpengaruh besar terhadap proses terbentuknya persepsi. Dalam situasi yang menyenangkan akan menimbulkan persepsi yang menyenangkan, begitu pula sebaliknya, jika berada pada situasi yang salah maka akan terbentuk persepsi yang salah pula, serta akan menjadi penghambat dalam proses komunikasi yang terjadi.

2.    Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri sendiri. Konsep diri yang positif ditandai oleh lima hal, yaitu:
a.    Yakin akan kemampuan mengatasi masalahnya.
b.    Merasa setara dengan orang lain.
c.    Menerima pujian tanpa rasa malu.
d.   Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat.
e.    Mampu memperbaiki dirinya sendirikarena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentu dalam komunikasi interpersonal, karena alasan-alasan berikut:
a.    Setiap orang bertingkahlaku  sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya: jika seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, maka ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan dengan baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
b.    Membuka diri: pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain dapat meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri sesuai dengan pengalaman, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
c.    Percaya diri: ketakutan untuk melaukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang apprehensive dalam komunikasi disebabklan oleh kurangnya rasa percaya diri. Sehingga perlunya menumbuhkan percaya diri yang sehat.
d.   Selektivitas: konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi, karena konsep diri mempengaruhi pesan apakah kita bersedia membuka diri (terapan selektif), bagaimana kita mempersepsikan pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif).

3.    Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif, dan daya darik seseorang. Komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh atraksi interpersonal dalam hal:
a.    Penafsiran pesan dan penilaian: pendapat kita terhadap orang lain, tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengannya secara positif, sebaliknya jika kita membecinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
b.    Efektifitas komunikasi: komunikasi interpersonal dinyatakan efektif jika pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Jika kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka, jika kita berkumpul dengan orang yang kita benci, maka kita akan tegang, resah, dan tidak enak sehingga kita menutup diri dan menghindari komunikasi.

4.    Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbuakaan orang untuk mengungkapkan dirinya. Makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsinya tentang orang lain, dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.

E.  KOMPONEN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Dari pengertian komunikasi interpersonal yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasikan beberapa komponen yang harus ada dalam komunikasi interpersonal. Menurut Suranto A.W (2011:9), komponen-komponen komunikasi interpersonal adalah:
1.    Sumber/Komunikator
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yaitu keinginan untuk membagi keadaan internal diri sendiri, baik bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan sosial sampai pada keinginan mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal, komunikator adalah individu yang menciptakan, memformulasikan dan menyampaikan pesan.

2.    Encoding
Encoding adalah suatu aktivitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui pemilihan symbol-simbol verbal dan nonverbal, yang bersumber berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3.    Pesan
Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat symbol-simbol baik verbal maupun nonverbal atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi pesan merupakan unsur-unsur yang sangat penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan diinterpretasikan oleh komunikan.
4.    Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber kepenerimaan atau yang menghubungkan orang-ke oranglain secara umum. Dalam konteks komunikasi interpersonal, pengguanaan saluran atau media semata-mata karena situasi dan kondisi tidak mungkin dilakukan komunikasi secara tatap muka.
5.    Penerimaa/Komunikan
Adalah seorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif, selain menerima pesan juga melakukan proses interpretasi dalam memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifan komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami secara bersama oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan.

6.    Decoding
Merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melalui indera penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk “mentah”, berupa kata-kata dan symbol yang harus diubah ke dalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna. Secara bertahap dimulai dari proses sensasi, yaitu proses dimana indera menangkap stimuli.
7.    Respon
Adalah apa yang telah diputuskan oleh penerima untul dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negative. Respon positif terjadi apabila sesuai dengan yang dikehendaki komunikator. Respon nentral merupakanrespon yang tidak menerima, maupun menolak keinginan komunikator. Dan respon negatif, terjadi apabila tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh kumnikator.

8.    Gangguan (Noise/Barier)
Gangguan/noise dapat terjadi di dalam komponen-komponen maupun dari system komunikasi. Noise merupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk yang bersifat fisik dan psikis.

9.    Konteks Komunikasi
Konteks komunikasi terjadi di dalam suatu konteks tertentu, paling tidak tiga dimensi yaitu: ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruangan menunjuk pada lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti ruangan halaman, dan jalanan. Konteks waktu menunjuk pada waktu kapan kumunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi, siang sore, malam. Konteks nilai meliputi nilai sosial dan budaya yang mempengaruhi suasana komunikasi seperti: adat istiadat, situasi rumah, norma pergaulan, etika, tatakrama, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar