KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan masalah untuk memenuhi tugas
kelompok. Selawat serta salam kami arahkan kepada bagianda Rasul yakni nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman serba
modern.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuan yang telah
diberikan, baik itu moral atau material, dan kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan dan kami berprinsip “tiada
gading yang tak retak” sehingga kritik dan saran dari para pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Padang, oktober 2012
Penulis
Pendahuluan
Remaja merupakan suatu masa dari umur manusia yang paling
banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa kanak-kanak
menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi :
jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
Remaja cepat tertarik
kepada lawan jenisnya dan mudah terangsang saat bahunya dipegang oleh lawan
jenis selain itu remaja berada dalam kondisi yang membinggungkan karna mereka
tidak tahu harus memilih yang mana : peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau
sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materealis, dsb
Tahap-tahap dalam proses belajar :
1.
Menurut Jerome S Bruner
2.
Menurut Arno F wittig
3.
Menurut Albert Bandura
Untuk lebih rinci dan lebih jelasnya, pemakalah akan
menjelaskan pada halaman berikutnya. Sehingga para pembaca dapat mengetahui apa
sebenarnya teori tingkah laku dan belajar sosial serta bagaimana tahap-tahap
dalam proses belajar itu sendiri menurut para ahli.
Pembahasan
1.
Teori
Tingkah Laku (Behaviorisme)
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh
Skinner yang menekankan studi ilmiah tentang respon perilaku yang dapat diamati
dan determinan lingkungannya.
Para ahli behavioris berpendapat bahwa
perkembangan pada remaja dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalaman
dan lingkungan sehingga dari pengalaman dapat mengubah perkembangan contoh
seseorang yang mendapat nilai jelek akan berubah menjadi lebih semangat dan
rajin belajar.
Remaja merupakan suatu masa dari umur manusia yang paling
banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa kanak-kanak
menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi :
jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
Remaja cepat tertarik
kepada lawan jenisnya dan mudah terangsang saat bahunya dipegang oleh lawan
jenis selain itu remaja berada dalam kondisi yang membinggungkan karna mereka
tidak tahu harus memilih yang mana : peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau
sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materealis, dsb
A.
Moral
Merupakan suatu kebutuhan penting bagi
remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan
hubungan personal yang harmonis dan menghindari konflik-konflik peran yang
selalu terjadi dalam masa transisi
Menurut Lawrence Kohlberg, moral adalah fenomena kognitif dalam kajian psikologi.
Menurut Lawrence Kohlberg, moral adalah fenomena kognitif dalam kajian psikologi.
Menurut Purwadarminto, 1959: 197, moral adalah ajaran
tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya.
B.
Nilai
Merupakan sesuatu yang baik, diinginkan atau dicita-citakan
dan dianggap penting oleh warga masyarakat, misalnya kebiasaan dan sopan
santun.
Menurut Young, nilai merupakan asumsi-asumsi yang abstrak
dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.
Menurut Green, nilai merupakan kesadaran yang secara relatif
berlangsung disertai emosi terhadap obyek, ide dan orang perorangan.
Menurut Woods, nilai merupakan petunjuk umum dan telah
berlangsung lama yang mengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari.
C.
Sikap
Menurut Green, sikap merupakan kesediaan bereaksi individu
terhadap suatu hal, sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku
seseorang. Selain itu sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut.
Hubungan
Nilai, Moral, Sikap, dan Tingkah Laku
Dalam kaitannya dengan pengamalan nilai-nilai hidup, maka
moral merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan
nilai-nilai hidup yang dimaksud. Dalam hal ini aliran Psikonalisis tidak
membeda-bedakan antara moral, norma dan nilai. Semua konsep itu menurut Freud
menyatu dalam konsepnya super ego . Super ego sendiri dalam teori Freud
merupakan bagian dari jiwa yang berfungsi untuk mengendalikan tingkah laku ego,
sehingga tidak bertentangan dengan masyarakat.
Jadi keterkaitan antar nilai, moral, sikap dan tingkah laku
akan tampak dalam pengamalan nilai-nilai. Dengan kata lain, nilai-nilai perlu
dikenal lebih dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan
terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya
terwujud tingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
Karakteristik
nilai, moral dan sikap remaja
Nilai-nilai kehidupan yang perlu diinformasikan dan
selanjutnya dihayati oleh para remaja tidak terbatas pada adat istiadat dan
sopan santun saja, namun juga seperangkat nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, misalnya: nilai agama, nilai kemanusiaan, nilai estetika, nilai
etik, nilai intelektual dan sebagainya.
Michael meringkas 5 perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan remaja, yaitu :
Michael meringkas 5 perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan remaja, yaitu :
a. Pandangan moral
individu makin lama makin menjadi lebih abstrak
b. Keyakinan moral lebih
berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa
yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan
c. Penilaian moral
menjadi sebagai kognitif, remaja semakin berani
mengambil keputusan.
Masalah seks pada remaja sering kali
mencemaskan orang tua, pendidik serta pejabat pemerintah. Padahal remaja adalah
periode peralihan ke masa dewasa dimana mereka mulai mempersiapkan diri menuju
kehidupan dewasa termasuk dalam aspek seksual. Dari situlah diperlukan sikap
yang sangat bijaksana dari orang tua dalam memperhatikan perkembangan anaknya
yang mulai menjajaki masa remaja.
Perilaku seksual adalah segala tingkah
laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama
jenis. Bentuk-bentuk nya bisa bermacam-macam dimulai dengan perasaan
ketertarikan, kemudian berkencan, dan bercumbu. Objek seksualnya bisa orang
lain atau orang dalam khayalan.
Masalah seksualitas pada remaja timbul karna faktor :
a.
Perubahan-perubahan
hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hasrat seksual
ini membutuhkan penyalur dalam bentuk tingkah laku seksual.
b.
Penyaluran
itu tidak dapat segera dilakukan karna adanya penundaan usia perkawinan, baik
secara hukum atau norma sosial.
c.
Norma-norma
agama melarang hubungan seksual sebelum adanya ikatan pernikahan.
d.
Semakin
banyaknya penyeberan informasi yang dapat merangsang seksual melalui media
massa melalui alat teknologi yang semakin canggih. Yang menyebabkan remaja
ingin tahu dan mencoba-coba meniru apa yang didengar atau dilihatnya, khususnya
remaja yang belum mengetahui resiko dari perbuatan tersebut.
e.
Kurangnya
keterbukaan orang tua mengenai seksual tersebut kepada anak sehingga bagi orang
tua pembicaraan tersebut masih dianggap tabu.
Kenakalan Remaja
Merupakan perilaku yang menyimpang dari
kebiasaan atau melanggar hukum. Jenseb (1985) membagi kenakalan remaja ini
menjadi 4 jenis yaitu:
1.
Kenakalan
remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, permekosaan,
perampokan, pembunuhan, dll
2.
Kenakalan
yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan dll
3.
Kenakalan
sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelancuran,
penyalahgunaan obat dan hubungan seks sebelum menikah dalam jenis ini.
4.
Kenakalan yang
melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara
membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau
membantah perintah mereka, dsb.
Penyalahgunaan Narkoba (narkotika dan obat) dan
alkoholisme
Narkoba dan minuman yang mengandung
alkohol mempunyai dampak terhadap sistem syaraf manusia yang menimbulkan
berbagai perasaan. Sebagai dari narkoba itu meningkatkan gairah, semangat, dan
keberanian, sebagian lagi menimbulkan perasaan mengantuk, sedangkan yang lain
bisa menyebabkan rasa tenang dan nikmat sehingga bisa melupakan segala
kesulitan tapi bagi para remaja malah disalahgunakan. Jika mengomsumsi narkoba
dan alkohol itu dalam dosis yang berlebihan bisa membahayakan jiwa orang yang
bersangkutan.
2.
Teori Belajar
Sosial
Belajar adalah tahapan perubahan perilaku
siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Teori belajar sosial di kenal juga dengan
sebutan teori observational learning. Tokoh utamanya adalah Albert
Bandura, seorang psikolog pada universitas stanford Amerika Serikat.
Bandura memandang tingkah laku manusia
bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus melainkan juga akibat reaksi
yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif
manusia itu sendiri.
Menurut Barlow, sebagian besar dari yang
dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh
perilaku. Dari situ seorang remaja mereaksi atau merespon sebuah stimulus
tertentu. Siswa juga dapat mempelajari respon-respon baru dengan cara
pengamatan terhadap perilaku contoh dari orang lain misanya guru atau orang
tua.
Teori ini menjelaskan bahwa pandangan
para pakar psikologi yang menekankan perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai
faktor kunci dalam perkembangan.
Menurut Bandura seseorang belajar dengan
mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain melalui pengamatan tersebut bahkan
akan tampil perilaku orang lain.
Selain
itu Bandura berpendapat bahwa perilaku dapat mempengaruhi kognisi, kegiatan
kognitif dapat mempengaruhi lingkungan, pengaruh lingkungan dapat mengubah
proses pemikiran orang.
Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih
mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar
secara sederhana, namun lebih komprehensif.
Menurut Skinner
hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan
lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah
sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon
yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang
diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan
mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki
konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya
mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami
tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus
yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai
konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga
mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat
untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab
setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
Tugas Perkembangan Remaja menurut Havighurst
1.
Mempeloreh
sejumlah norma-norma dan nilai-nilai
Seseorang remaja harus mengetahui dan
mengamalkan norma-norma dan nilai-nilai sebagai pedoman dan pandangan hidup
untuk masa depan baik menyangkut hubungan dengan tuhan, masyarakat dll,
sehingga menghindari pengaruh negatif.
2.
Pelajar
Memiliki Peranan Sosial sesuai dengan Jenis Kelamin masing-masing
Anak laki-laki dan anak perempuan
berperan sesuai dengan jenis kelaminnya masing-masing.
3.
Menerima
Kenyataan Jasmaniah serta Dapat Menggunakannya secara Efektif dan Merasa Puas
terhadap Kaidah tersebut.
Meskipun tuhan memberikan kekurangan, tapi
remaja harus bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan.
Saat anak beranjak remaja terdapat energi
dan kekuatan fisik yang luar biasa serta tumbuh keingin tahuan dan rasa ingin
mencoba-coba dan pada masa ini terjadi perubahan dari kecendrungan mementingkan
kepentingan orang lain dan kecendrungan mememperhatikan harga diri.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap
proses perkembangan sosial dan moral remaja remaja ditekankan pada perlunya
conditioning (pembiasaan) dan imitation (peniruan).
Conditoning,
prosedur pembelajarannya dengan mengembangkan perilaku-perilaku lainnya yakni dengan
reward atau ganjaran/ hadiah dan punishment atau hukuman. Seorang siswa atau
remaja mempelajari perbedaan antara perilaku-perilaku yang menghasilkan
ganjaran dengan perilaku-perilaku yang mengakibatkan hukuman, ia senantiasa
berpikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu ia perbuat.
Imitation atau proses peniruan, orang tua
dan guru sebagai peran dalam memainkan penting sebagai seorang model atau tokoh
yang akan dijadikan tokoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa.
Seorang siswa mengamati model gurunya
yang sedang melakukan sebuah perilaku sosial, umpama menerima tamu. Lalu,
perbuatan menjawab salam, berjabat tangan, beramah tamah dan seterusnya yang
dilakukan model itu diserap oleh memori siswa tersebut. Diharapkan, cepat atau
lambat siswa tersebut mampu meniru sebaik-baiknya perbuatan sosial yang
dicontohkan oleh modelnya itu.
Tahap-tahap dalam Proses Belajar
a.
Jerome
S Bruner
Proses belajar siswa menempuh tiga
episode / tahap yaitu :
Ø Tahap Informasi (tahap penerimaan materi)
Informasi, seorang
siswa yang sedang belajar mempeloreh sejumlah keterangan mengenai materi yang
sedang dipelajari. Diantara informasi yang dipeloreh itu ada yang sama sekali
baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus dan
memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
Ø Tahap transformasi (pengubahan materi)
Informasi yang telah
dipeloreh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasi menjadi bentuk yang
abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi
hal-hal yang lebih luas.
Ø Tahap Evaluasi
Seorang siswa
menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransformasikan tadi
dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi.
b.
Arno F
Wittig
Sesuai dengan buku
Psychology of learning, setiap proses belajar berlangsung dalam tiga tahap
yaitu:
Ø Acquisition (tahap perolehan/penerimaan
informasi)
Seorang siswa mulai
menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga
menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi proses
asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya.
Kegagalan dalam tahap ini dapat mengakibatkan pada tahap-tahap berikutnya.
Ø Storage (tahap penyimpanan informasi)
Seorang siswa secara
otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia
peroleh ketika menjalani proses acquistion, dengan melibatkan fungsi short term
dan long term memori.
Ø Retrival (tahap mendapatkan informasi kembali)
Seorang siswa dapat
mengaktifkan kembali fungsi-fungsi dari sistem memorinya misalnya pada saat
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrival adalah upaya atau
peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang
tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemhaman dan perilaku tertentu
sebagai respon atas stimulus yang sedang diamati.
c.
Albert
Bandura
Penemu teori social
learning/observational learning, dan bandura mengurutkan tahapan peristiwa yang
meliputi:
Ø Tahap perhatian
Dengan memusatkan perhatian pada objek
materi atau perilaku model.
Ø Tahap penyimpanan dalam ingatan
Informasi ditangkap, diproses dan
disimpan dalam memori.
Ø Tahap reproduksi
Segala bayangan
citra mental atau kode-kode simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan
perilaku yang telah tersimpan dalam memori para peserta didik itu diproduksi
kembali.
Ø Tahap motivasi
Tahap penerimaan
dorongan yang dapat berfungsi sebagai reinforcement, penguatan, bersemayamanya
segalaa informasi dalam memori para peserta didik dengan memberikan pujian,
hadiah, atau nilai tertentu kepada para peserta didik yang berkinerja
memuaskan. Sementara itu, kepada mereka yang belum menunjukkan kinerja yang memuaskan
perlu diyakinkan akan arti penting penguasaan materi atau perilaku yang
disajikan oleh model bagi kehidupan mereka. Dan sebaiknya ditunjukan
bukti-bukti kerugian orang yang tidak menguasai materi atau perilaku tersebut.
Kesimpulan
Remaja merupakan suatu masa dari umur manusia yang paling
banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa kanak-kanak
menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi :
jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
Belajar adalah tahapan perubahan perilaku
siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Selain itu, dalam proses belajar mengunakan tahap-tahap
yaitu:
1.
Menurut Jerome S Bruner
v Tahap
informasi
v Tahap
transformasi
v Tahap
evaluasi
2.
Menurut Arno F wittig
v Acquisition
v Storage
v Retrival
3.
Menurut Albert Bandura
v Tahap
perhatian
v Tahap
penyimpanan dalam ingatan
v Tahap
reproduksi
v Tahap
motivasi
Daftar Pustaka
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada :
jakarta
Will, Sofyan S. 2010. Remaja dan Permasalahannya. CV Alfabeta : bandung
Hurlock, Elizabeth. 1980. Developmental Psycology. Erlangga: Jakarta
Sarwono, Sarlito W. 1988. Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar