Selasa, 14 Oktober 2014

Behavioristik


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan masalah untuk memenuhi tugas kelompok. Selawat serta salam kami arahkan kepada bagianda Rasul yakni nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman serba modern.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuan yang telah diberikan, baik itu moral atau material, dan kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan dan kami berprinsip “tiada gading yang tak retak” sehingga kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Padang,   oktober 2012



Penulis







Pendahuluan

Remaja merupakan suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa kanak-kanak menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi : jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
Remaja cepat  tertarik kepada lawan jenisnya dan mudah terangsang saat bahunya dipegang oleh lawan jenis selain itu remaja berada dalam kondisi yang membinggungkan karna mereka tidak tahu harus memilih yang mana : peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materealis, dsb
Tahap-tahap dalam proses belajar :
1.      Menurut Jerome S Bruner
2.      Menurut Arno F wittig
3.      Menurut Albert Bandura
Untuk lebih rinci dan lebih jelasnya, pemakalah akan menjelaskan pada halaman berikutnya. Sehingga para pembaca dapat mengetahui apa sebenarnya teori tingkah laku dan belajar sosial serta bagaimana tahap-tahap dalam proses belajar itu sendiri menurut para ahli.











Pembahasan
1.     Teori Tingkah Laku (Behaviorisme)
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Skinner yang menekankan studi ilmiah tentang respon perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungannya.
Para ahli behavioris berpendapat bahwa perkembangan pada remaja dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalaman dan lingkungan sehingga dari pengalaman dapat mengubah perkembangan contoh seseorang yang mendapat nilai jelek akan berubah menjadi lebih semangat dan rajin belajar.
Remaja merupakan suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa kanak-kanak menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi : jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
Remaja cepat  tertarik kepada lawan jenisnya dan mudah terangsang saat bahunya dipegang oleh lawan jenis selain itu remaja berada dalam kondisi yang membinggungkan karna mereka tidak tahu harus memilih yang mana : peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materealis, dsb
A.    Moral
Merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi
Menurut Lawrence Kohlberg, moral adalah fenomena kognitif dalam kajian psikologi.
Menurut Purwadarminto, 1959: 197, moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya.
B.          Nilai
Merupakan sesuatu yang baik, diinginkan atau dicita-citakan dan dianggap penting oleh warga masyarakat, misalnya kebiasaan dan sopan santun.
Menurut Young, nilai merupakan asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.
Menurut Green, nilai merupakan kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap obyek, ide dan orang perorangan.
Menurut Woods, nilai merupakan petunjuk umum dan telah berlangsung lama yang mengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
C.         Sikap
Menurut Green, sikap merupakan kesediaan bereaksi individu terhadap suatu hal, sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang. Selain itu sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut.
Hubungan Nilai, Moral, Sikap, dan Tingkah Laku
Dalam kaitannya dengan pengamalan nilai-nilai hidup, maka moral merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud. Dalam hal ini aliran Psikonalisis tidak membeda-bedakan antara moral, norma dan nilai. Semua konsep itu menurut Freud menyatu dalam konsepnya super ego . Super ego sendiri dalam teori Freud merupakan bagian dari jiwa yang berfungsi untuk mengendalikan tingkah laku ego, sehingga tidak bertentangan dengan masyarakat.
Jadi keterkaitan antar nilai, moral, sikap dan tingkah laku akan tampak dalam pengamalan nilai-nilai. Dengan kata lain, nilai-nilai perlu dikenal lebih dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujud tingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
Karakteristik nilai, moral dan sikap remaja
Nilai-nilai kehidupan yang perlu diinformasikan dan selanjutnya dihayati oleh para remaja tidak terbatas pada adat istiadat dan sopan santun saja, namun juga seperangkat nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya: nilai agama, nilai kemanusiaan, nilai estetika, nilai etik, nilai intelektual dan sebagainya.
Michael meringkas 5 perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan remaja, yaitu :
a.      Pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak
b.      Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa
      yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan
c.      Penilaian moral menjadi sebagai kognitif, remaja semakin berani
      mengambil keputusan.
Masalah seks pada remaja sering kali mencemaskan orang tua, pendidik serta pejabat pemerintah. Padahal remaja adalah periode peralihan ke masa dewasa dimana mereka mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa termasuk dalam aspek seksual. Dari situlah diperlukan sikap yang sangat bijaksana dari orang tua dalam memperhatikan perkembangan anaknya yang mulai menjajaki masa remaja.
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk nya bisa bermacam-macam dimulai dengan perasaan ketertarikan, kemudian berkencan, dan bercumbu. Objek seksualnya bisa orang lain atau orang dalam khayalan.
Masalah seksualitas pada remaja timbul karna faktor :
a.       Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyalur dalam bentuk tingkah laku seksual.
b.      Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karna adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum atau norma sosial.
c.       Norma-norma agama melarang hubungan seksual sebelum adanya ikatan pernikahan.
d.      Semakin banyaknya penyeberan informasi yang dapat merangsang seksual melalui media massa melalui alat teknologi yang semakin canggih. Yang menyebabkan remaja ingin tahu dan mencoba-coba meniru apa yang didengar atau dilihatnya, khususnya remaja yang belum mengetahui resiko dari perbuatan tersebut.
e.       Kurangnya keterbukaan orang tua mengenai seksual tersebut kepada anak sehingga bagi orang tua pembicaraan tersebut masih dianggap tabu.
Kenakalan Remaja
Merupakan perilaku yang menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum. Jenseb (1985) membagi kenakalan remaja ini menjadi 4 jenis yaitu:
1.      Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, permekosaan, perampokan, pembunuhan, dll
2.      Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan dll
3.      Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelancuran, penyalahgunaan obat dan hubungan seks sebelum menikah dalam jenis ini.
4.      Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka, dsb.
Penyalahgunaan Narkoba (narkotika dan obat) dan alkoholisme
Narkoba dan minuman yang mengandung alkohol mempunyai dampak terhadap sistem syaraf manusia yang menimbulkan berbagai perasaan. Sebagai dari narkoba itu meningkatkan gairah, semangat, dan keberanian, sebagian lagi menimbulkan perasaan mengantuk, sedangkan yang lain bisa menyebabkan rasa tenang dan nikmat sehingga bisa melupakan segala kesulitan tapi bagi para remaja malah disalahgunakan. Jika mengomsumsi narkoba dan alkohol itu dalam dosis yang berlebihan bisa membahayakan jiwa orang yang bersangkutan.
2.     Teori Belajar Sosial
 Belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Teori belajar sosial di kenal juga dengan sebutan teori observational learning. Tokoh utamanya adalah Albert Bandura, seorang psikolog pada universitas stanford Amerika Serikat.
Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.
Menurut Barlow, sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku. Dari situ seorang remaja mereaksi atau merespon sebuah stimulus tertentu. Siswa juga dapat mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku contoh dari orang lain misanya guru atau orang tua.
Teori ini menjelaskan bahwa pandangan para pakar psikologi yang menekankan perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan.
Menurut Bandura seseorang belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain melalui pengamatan tersebut bahkan akan tampil perilaku orang lain.
            Selain itu Bandura berpendapat bahwa perilaku dapat mempengaruhi kognisi, kegiatan kognitif dapat mempengaruhi lingkungan, pengaruh lingkungan dapat mengubah proses pemikiran orang.
Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif.
 Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
Tugas Perkembangan Remaja menurut Havighurst
1.      Mempeloreh sejumlah norma-norma dan nilai-nilai
Seseorang remaja harus mengetahui dan mengamalkan norma-norma dan nilai-nilai sebagai pedoman dan pandangan hidup untuk masa depan baik menyangkut hubungan dengan tuhan, masyarakat dll, sehingga menghindari pengaruh negatif.

2.      Pelajar Memiliki Peranan Sosial sesuai dengan Jenis Kelamin masing-masing
Anak laki-laki dan anak perempuan berperan sesuai dengan jenis kelaminnya masing-masing.

3.      Menerima Kenyataan Jasmaniah serta Dapat Menggunakannya secara Efektif dan Merasa Puas terhadap Kaidah tersebut.
Meskipun tuhan memberikan kekurangan, tapi remaja harus bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan.
Saat anak beranjak remaja terdapat energi dan kekuatan fisik yang luar biasa serta tumbuh keingin tahuan dan rasa ingin mencoba-coba dan pada masa ini terjadi perubahan dari kecendrungan mementingkan kepentingan orang lain dan kecendrungan mememperhatikan harga diri.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral remaja remaja ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan) dan imitation (peniruan).
Conditoning, prosedur pembelajarannya dengan mengembangkan perilaku-perilaku lainnya yakni dengan reward atau ganjaran/ hadiah dan punishment atau hukuman. Seorang siswa atau remaja mempelajari perbedaan antara perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran dengan perilaku-perilaku yang mengakibatkan hukuman, ia senantiasa berpikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu ia perbuat.
Imitation atau proses peniruan, orang tua dan guru sebagai peran dalam memainkan penting sebagai seorang model atau tokoh yang akan dijadikan tokoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa.
Seorang siswa mengamati model gurunya yang sedang melakukan sebuah perilaku sosial, umpama menerima tamu. Lalu, perbuatan menjawab salam, berjabat tangan, beramah tamah dan seterusnya yang dilakukan model itu diserap oleh memori siswa tersebut. Diharapkan, cepat atau lambat siswa tersebut mampu meniru sebaik-baiknya perbuatan sosial yang dicontohkan oleh modelnya itu.
Tahap-tahap dalam Proses Belajar
a.      Jerome S Bruner
Proses belajar siswa menempuh tiga episode / tahap yaitu :
Ø  Tahap Informasi (tahap penerimaan materi)
Informasi, seorang siswa yang sedang belajar mempeloreh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara informasi yang dipeloreh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
Ø  Tahap transformasi (pengubahan materi)
Informasi yang telah dipeloreh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasi menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.
Ø  Tahap Evaluasi
Seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi.
b.      Arno F Wittig
Sesuai dengan buku Psychology of learning, setiap proses belajar berlangsung dalam tiga tahap yaitu:
Ø  Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi)
Seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi proses asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Kegagalan dalam tahap ini dapat mengakibatkan pada tahap-tahap berikutnya.
Ø  Storage (tahap penyimpanan informasi)
Seorang siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses acquistion, dengan melibatkan fungsi short term dan long term memori.

Ø  Retrival (tahap mendapatkan informasi kembali)
Seorang siswa dapat mengaktifkan kembali fungsi-fungsi dari sistem memorinya misalnya pada saat menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrival adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemhaman dan perilaku tertentu sebagai respon atas stimulus yang sedang diamati.
c.       Albert Bandura
Penemu teori social learning/observational learning, dan bandura mengurutkan tahapan peristiwa yang meliputi:
Ø  Tahap perhatian
Dengan memusatkan perhatian pada objek materi atau perilaku model.
Ø  Tahap penyimpanan dalam ingatan
Informasi ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori.
Ø  Tahap reproduksi
Segala bayangan citra mental atau kode-kode simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpan dalam memori para peserta didik itu diproduksi kembali.
Ø  Tahap motivasi
Tahap penerimaan dorongan yang dapat berfungsi sebagai reinforcement, penguatan, bersemayamanya segalaa informasi dalam memori para peserta didik dengan memberikan pujian, hadiah, atau nilai tertentu kepada para peserta didik yang berkinerja memuaskan. Sementara itu, kepada mereka yang belum menunjukkan kinerja yang memuaskan perlu diyakinkan akan arti penting penguasaan materi atau perilaku yang disajikan oleh model bagi kehidupan mereka. Dan sebaiknya ditunjukan bukti-bukti kerugian orang yang tidak menguasai materi atau perilaku tersebut.






Kesimpulan
Remaja merupakan suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa kanak-kanak menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi : jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
Belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Selain itu, dalam proses belajar mengunakan tahap-tahap yaitu:
1.      Menurut Jerome S Bruner
v  Tahap informasi
v  Tahap transformasi
v  Tahap evaluasi
2.      Menurut Arno F wittig
v  Acquisition
v  Storage
v  Retrival
3.      Menurut Albert Bandura
v  Tahap perhatian
v  Tahap penyimpanan dalam ingatan
v  Tahap reproduksi
v  Tahap motivasi












Daftar Pustaka
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada : jakarta
Will, Sofyan S. 2010. Remaja dan Permasalahannya. CV Alfabeta : bandung
Hurlock, Elizabeth. 1980. Developmental Psycology. Erlangga: Jakarta
Sarwono, Sarlito W. 1988. Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo: Jakarta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar