Rabu, 15 Oktober 2014

Konseling Kelompok


KONSELING KELOMPOK

A.    Pengertian Konseling Kelompok
Konseling kelompok adalah suatu proses yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi, seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian, saling menerima dan saling mendukung.

B.     Faktor-Faktor Terapeutik Konseling Kelompok
Menurut Yalom (1975) ada 11 faktor  kuratif  dalam konseling kelompok:
1.      Pembinaan harapan
Harapan klien untuk berubah akan membutanya bertahan dalam konseling. Apalagi jika ada temannya yang berhasil sebagai saksi dalam konseling.
2.      Universalitas
Klien sering beranggapan bahwa dia sendiri yang memiliki masalah dan masalahnya itu unik yang orang lain tidak akan pernah memiliki. Namun, ketika klien tahu berbagai masalah yang juga unik yang dihadapi oleh anggota kelompok, maka dia akan merasakan dirinya tidak sendiri dan tidak terisolasi.
3.      Penerangan
Penerangan bersifat didaktis yang dapat dilakukan oleh professional atau anggota. Misal, cara belajar yang baik dan  cara menumbuhkan kepercayaan diri.
4.      Altruisme
Konseling kelompok melatih anggota menerima dan memberi. Mungkin selama ini menganggap dirinya sebagai beban keluarga, namun dalam konseling kelompok dia bisa berperan penting bagi orang lain. Dia dapat menolong, memberikan dukungan, keyakinan, saran-saran pada anggota lain, sehingga dapat meningkatkan harga dirinya, merasa berharga.
5.      Pengulangan Korektif  keluarga asal
Konselor, asisten konselor dan anggota kelompok dapat dipandang sebagai representasi dari keluarga asal klien. Klien seperti mengulang pengalaman masa kecilnya dalam keluarga asal. Dari sini klien akan belajar perilaku baru dalam berhubungan dengan orang lain.
6.      Pengembangan teknik sosialisasi
Umpan balik dari anggota akan menolong klien untuk merubah sikapnya dalam berhubungan dengan orang lain.
7.      Peniruan perilaku
Seringkali klien memperoleh manfaat dari pengamantannya dalam proses konseling kelompok. Klien dapat mengamati dan meniru cara konselor maupun anggota lain dalam bersikap memcahkan masalah.
8.      Belajar berhubungan dengan pribadi lain
Jika klien dapat berinteraksi dengan baik dalam kelompok, maka pengalaman ini dapat diharapkan untuk dilakukan di luar kelompok.
9.      Rasa kebersamaan
Rasa tertarik anggota pada kelompok dapat membuat rasa bersatu, satu anggota dengan yang lain bisa saling menerima, sehingga dapat membentuk hubungan yang berarti dalam kelompok.
10.  Katarsis
Katarsis merupakan faktor penyembuh dalam konseling kelompok. Klien datang dengan penuh gejolak emosi dan dalam konseling klien dapat mengekspesikannya dengan bantuan konselor maupun anggota lainnya.
11.  Eksistensi
Kadang-kadang ada klien yang menganggap bahwa hidup ini tidak adil dan tidak seimbang. Klien kemudian mempertanyakan tentang hidup dan mati. Di dalam konseling kelompok topik seperti ini dapat timbul dan didiskusikan. Tanggapan dan dukungan dari anggota lain akan sangat banyak menolong.

C.    Klien Konseling Kelompok
Adapun beberapa permasalahan klien dalam konseling kelompok adalah:
1.      Klien sangat takut berbicara dalam kelompok.
2.      Klien menunjukkan perilaku yang menyimpang.
3.      Klien sangat agresif.
4.      Klien sangat tidak menyadari akan perasaannya.

D.    Kelebihan Dan Kelemahan Konseling Kelompok
Kelebihan konseling kelompok, diantaranya:
1.      Praktis.
2.      Anggota belajar berlatih perilakunya yang baru.
3.      Kelompok dapat dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, perhatian dan pengalaman.
4.      Anggota belajar keterampilan sosial dan belajar berhubungan pribadi lebih mendalam.
5.      Kesempatan menerima di dalam kelompok.

Kelemahan konseling kelompok, yaitu:
1.      Tidak semua orang cocok dalam kelompok.
2.      Perhatian konselor lebih menyebar.
3.      Sulit dibina kepercayaan.
4.      Klien mengharapkan terlalu banyak dari kelompok.
5.      Kelompok bukan dijadikan sarana berlatih melakukan perubahan.



E.     Tahap Penyelenggaraan Konseling Kelompok
1)      Tahap Pembentukan
Yaitu tahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
2)      Tahap Peralihan
Yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.
3)      Tahap Kegiatan
Yaitu tahapan kegiatan inti untuk membahas topik-topik tertentu atau mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok.
4)      Tahap Penyimpulan
Yaitu tahapan kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok. Peserta kelompok diminta melakukan refleksi berkenaan dengan kegiatan pembahasan yang baru saja mereka ikuti.
5)      Tahap Penutupan
Yaitu merupakan tahap akhir dari seluruh kegiatan dan selanjutnya kelompok merencanakan salam hangat perpisahan.

F.     Komponen Dalam Konseling Kelompok
1.      Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok (PK) adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling professional.
a.       Karakteristik PK
Untuk menjalankan tugas dan kewajiban profesional, PK adalah seorang yang:
1)      Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka, demokratis, konstruktif saling mendukung dan meringankan beban.
2)      Memiliki WPKNS yang luas dan tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas dan mensinergikan materi bahasan yang tumbuh dalam aktivitas kelompok.
3)      Memiliki kemampuan hubungan antar personal berdasarkan kewibawaan yang hangat dan nyaman, sabar dan memberikan kesempatan, demokratik dan kompromistik dalam mengambil kesimpulan dan keputusan.
b.      Peran PK
Dalam mengarahkan suasana kelompok melalui dinamika kelompok, PK berperan dalam:
1)      Pembentukan kelompok dari sekumpulan peserta (terdiri atas 8-10 orang), sehingga terpenuhinya syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok.
2)      Penstrukturan, yaitu membahas bersama anggota kelompok apa, mengapa dan bagaimana layanan konseling kelompok dilaksanakan.
3)       Pentahapan kegiatan konseling kelompok.
4)      Penilaian segera hasil layanan konseling kelompok.
5)      Tindak lanjut layanan.

2.      Anggota Kelompok
a.       Besarnya kelompok
Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi efektivitas konseling kelompok. Kedalaman dan variasi pembahasan menjadi terbatas, karena sumbernya memang terbatas. Dan sebaliknya, kelompok yang terlalu besar juga kurang efektif. Karena jumlah peserta terlalu banyak. Sekurang-efektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok melebihi sepuluh orang. 
b.      Peranan anggota kelompok
1)      Aktivitas mandiri
Peranan anggota kelompok dalam layanan kenseling kelompok oleh dan untuk anggota kelompok itu sendiri.
2)      Aktivitas mandiri masing-masing anggota kelompok itu diorientasikan pada kehidupan bersama dalam kelompok.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar